Blog of Mazket, Wahana Berkarya untuk Berbagi Informasi

Sebagai seorang Pemuda, patutlah kita untuk senantiasa berkarya. Janganlah kita menjadi Pemuda yang hanya terdiam menerima apa adanya. Kita harus bisa menjadi generasi perubah. Tentunya generasi perubah ke arah yang lebih baik.

Kitalah yang akan menggantikan generasi orang-orang tua kita. Kitalah generasi baru yang lebih bersemangat untuk menjadi lebih baik. Kitalah generi pencetak generasi selanjutnya yang tentunya harus lebih baik daripada generasi kita.

Semangatlah kawan.....
Marilah kita ubah dunia ini menjadi lebih baik, diawali dari diri kita terlebih dahulu.


Sabtu, 11 September 2010

Halal-bihalal, Sekedar Seremonialkah?

Hari Raya Idul Fitri memang mempunyai magnet yang sungguh berpengaruh bagi umat Islam. Setelah sebulan lamanya melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, mereka beramai-ramai merayakan Hari Raya Idul Fitri. Banyak tradisi yang terjadi di masyarakat Islam Indonesia. Salah satunya adalah tradisi halal-bihalal atau silahturahmi.

Halal-bihalal berasal dari bahasa (lafadz) Arab yang tidak berdasarkan tata bahasa Arab (ilmu nahwu), sebagai pengganti istilah silaturahmi. Berasal dari kalangan yang tidak mengerti bahasa Arab, tetapi tetap mencintai Islam. Atau bisa dikatakan saling menghalalkan atau saling memaafkan. (Ensiklopedi Indonesia, 1978)

Tapi, apakah halal-bihalal hanyalah seremonial belaka? Mari kita kupas pertanyaan tersebut.


Idul Fitri memiliki arti kembali kepada kesucian, atau kembali ke asal kejadian. Idul Fitri diambil dari bahasa Arab, yaitu fithrah, berarti suci.

Manusia sebagai mahluk sosial pastinya membutuhkan manusia lainnya. Sebagai mahluk sosial, manusia sering bergaul dengan manusia lainnya. Dan itu pun tidak akan terlepas dari suatu kesalahan yang baik disengaja maupun tidak. Oleh karena itu, dihari yang Fitri ini, masyarakat Indonesia melaksanakan suatu tradisi yang disebut halal-bihalal atau silahturahmi. Hal ini dilakukan guna menghemat waktu. Karena jika mengunjungi manusia satu dengan yang satunya lagi pastinya membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Itulah gunanya halal-bihalal untuk mengumpulkan orang-orang agar bisa berkumpul di suatu tempat untuk saling bermaaf-maafan.

Halal-bihalal terjadi banyak di kalangan masyarakat. Mulai dari tingkat keluarga, kampung, perusahaan, pemerintahan, dan lain-lain.

Tidak ada komentar: